Pengukuran
situasi ialah serangkaian pengukuran suatu daerah dengan cara
menentukan objek-objek penting berdasarkan unsur sudut dan jarak dalam
jumlah yang cukup, sehingga dapat mewakili atau menggambarkan daerah
tersebut dan seisinya secara jelas mungkn dengan skala tertentu.
Prinsip pengukuran dalam hal ini adalah dengan sistem grafis. Jenis pengukuran menggunakan alat sederhana seperti : kompas, jalon, pita ukur, statif rambu atau tripod, kapur tulis, papan data dan alat tulis. Umumnya dilakukan untuk pemetaan daerah-daerah kecil. Adapun cara yang dilakukan adalah dengan metode koordinat polar
Sistem koordinat polar dinyatakan dengan unsur sudut (α) yang diukur dari sumbu y positif (utara) searah putaran jarum jam dan unsur jarak (d) yang diukur diantara dua titik yang bersangkutan. Keuntungan cara dengan koordinat polar ialah, pada satu kali kedudukan alat pengukuran sudut dapat ditentukan atau diukur banyak titik, keuntungn lainnya dengan cara ini ialah dimungkinkan pengukuran pada lapangan yang tidak datar.
Prinsip penentuan letak titik-titik dengan koordinat polar ialah :
1.Dimulai dari arah utara geografis
2.Diputar dengan cara jalannya jarum jam
3.Diakhri pada arah terhadap titik target yang bersangkutan
Peralatan Survei
Alat-alat yang dipakai saat melakukan pengukuran pemetaan situasi dengan cara koordinat polar ini, yaitu :
Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah di lapangan. Oreintasinya mengikuti Utara magnet bumi atau Selatan magnet bumi. Kompas digunakan sebagai alat pengukur sudut di lapangan dengan mengacu kepada salah satu magnet bumi. Bacaan sudut pada kompas intervalnya 1° - 2°.
Jalon
Jalon adalah tiang atau tongkat yang akan ditegakkan pada kedua ujung jarak yang diukur. Jalon terbuat dari kayu, pipa besi yang merupakan tongkat berpenampang bulat. Agar kelihatan terang dan dapat dilihat dari jauh maka diberi warna merah putih menyolok. Selang seling merah putih sekitar 25 sentimeter – 50 sentimeter.
Pita Ukur
Pita ukur digunakan untuk mengukur jarak di lapangan. Pita ukur ada yang terbuat dari kain linen berlapis plastik atau tidak. Pita ukur tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter sampai 50 meter.
Rambu Ukur
Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.
Sumber kesalahan dalam pengukuran dikelompokkan atas tiga jenis kesalahan, yaitu :
Kesalahan alami
Kesalahan alami yang sering terjadi pada pengukuran jarak adalah pengaruh sinar matahari dan kelengkungan bumi.
Pengaruh sinar matahari, pengaruhnya menyebabkan pita ukur mengalami pemuaian da penyusutan akibat naik dan turunnya suhu. Hal ini diatasi dengan menghindari pengukuran pada waktu pergantian suhu ekstrim. Untuk pita ukur jenis tertentu sudah dilengkapi koreksi suhu oleh pabriknya.
Pengaruh lengkung bumi, pengaruhnya menyebabkan jarak yang terukur adalah jarak miring. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan nivo pada jalon.
Kesalahan oleh pengukur
Kesalahan pembacaan pada titik akhir
Kekeliruan pada pencatatan jarak
Pengukuran tidak pada garis lurus
Pengaruh gravitasi bumi pada pita ukur yang dibentangkan maksimal,
hingga lentur.
Kesalahan yang diperkenankan
Besarnya kesalahan yang diperkenankan untuk setiap lokasi yang berbeda-beda, yaitu:
Lapangan datar
S1 = 0,008√(D+0,0003D+0,05)
Lapangan berlereng
S2 = 0.010√(D+0,0004D+0,05)
Lapangan curam
S3 = 0,012√(D+0,0005D+0,05)
Prinsip pengukuran dalam hal ini adalah dengan sistem grafis. Jenis pengukuran menggunakan alat sederhana seperti : kompas, jalon, pita ukur, statif rambu atau tripod, kapur tulis, papan data dan alat tulis. Umumnya dilakukan untuk pemetaan daerah-daerah kecil. Adapun cara yang dilakukan adalah dengan metode koordinat polar
Sistem koordinat polar dinyatakan dengan unsur sudut (α) yang diukur dari sumbu y positif (utara) searah putaran jarum jam dan unsur jarak (d) yang diukur diantara dua titik yang bersangkutan. Keuntungan cara dengan koordinat polar ialah, pada satu kali kedudukan alat pengukuran sudut dapat ditentukan atau diukur banyak titik, keuntungn lainnya dengan cara ini ialah dimungkinkan pengukuran pada lapangan yang tidak datar.
Prinsip penentuan letak titik-titik dengan koordinat polar ialah :
1.Dimulai dari arah utara geografis
2.Diputar dengan cara jalannya jarum jam
3.Diakhri pada arah terhadap titik target yang bersangkutan
Peralatan Survei
Alat-alat yang dipakai saat melakukan pengukuran pemetaan situasi dengan cara koordinat polar ini, yaitu :
Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah di lapangan. Oreintasinya mengikuti Utara magnet bumi atau Selatan magnet bumi. Kompas digunakan sebagai alat pengukur sudut di lapangan dengan mengacu kepada salah satu magnet bumi. Bacaan sudut pada kompas intervalnya 1° - 2°.
Jalon
Jalon adalah tiang atau tongkat yang akan ditegakkan pada kedua ujung jarak yang diukur. Jalon terbuat dari kayu, pipa besi yang merupakan tongkat berpenampang bulat. Agar kelihatan terang dan dapat dilihat dari jauh maka diberi warna merah putih menyolok. Selang seling merah putih sekitar 25 sentimeter – 50 sentimeter.
Pita Ukur
Pita ukur digunakan untuk mengukur jarak di lapangan. Pita ukur ada yang terbuat dari kain linen berlapis plastik atau tidak. Pita ukur tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter sampai 50 meter.
Rambu Ukur
Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.
Sumber kesalahan dalam pengukuran dikelompokkan atas tiga jenis kesalahan, yaitu :
Kesalahan alami
Kesalahan alami yang sering terjadi pada pengukuran jarak adalah pengaruh sinar matahari dan kelengkungan bumi.
Pengaruh sinar matahari, pengaruhnya menyebabkan pita ukur mengalami pemuaian da penyusutan akibat naik dan turunnya suhu. Hal ini diatasi dengan menghindari pengukuran pada waktu pergantian suhu ekstrim. Untuk pita ukur jenis tertentu sudah dilengkapi koreksi suhu oleh pabriknya.
Pengaruh lengkung bumi, pengaruhnya menyebabkan jarak yang terukur adalah jarak miring. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan nivo pada jalon.
Kesalahan oleh pengukur
Kesalahan pembacaan pada titik akhir
Kekeliruan pada pencatatan jarak
Pengukuran tidak pada garis lurus
Pengaruh gravitasi bumi pada pita ukur yang dibentangkan maksimal,
hingga lentur.
Kesalahan yang diperkenankan
Besarnya kesalahan yang diperkenankan untuk setiap lokasi yang berbeda-beda, yaitu:
Lapangan datar
S1 = 0,008√(D+0,0003D+0,05)
Lapangan berlereng
S2 = 0.010√(D+0,0004D+0,05)
Lapangan curam
S3 = 0,012√(D+0,0005D+0,05)
Keterangan :
S1 : kesalahan yang diperkenankan pada lapangan datar (m)
S2 : kesalahan yang diperkenankan pada lapangan berlereng (m)
S3 : kesalahan yang diperkenankan pada lapangan curam (m)
D : panjang pengukuran (m)
Langkah kerja pengukuran
Tahap awal lakukan orientasi dan buatlah sketsa dan lapangan sehingga dapat dilakukuan perencanaan titik-titik pengukuran
Tentukan titik patoknya misalnya titik P, selanjutnya tentukan titik detail/target yang akan diukur
Tempatkan kompas mendatar diatas titik P, sampai kedudukan kompas benar-benar mendatar dan sejajar, kemudian arah kompas ke arah utara
Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik A dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oleh jarum kompas, sehingga didapat (α)Po-A. Ukur jarak dari titik Po ke A dangan pita ukur sehingga diperoleh (d)Po-A
Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik B dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oleh jarum kompas, sehingga didapat (α)Po-B. Ukur jarak dari titik Po ke B dangan pita ukur sehingga diperoleh (d)Po-B
Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas kompas ke titik C dengn memutar kompas searah dengan jarum jam dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oleh jarum kompas, sehingga didapat (α)Po-C. Ukur jarak dari titik Po ke c dangan pita ukur sehingga diperoleh (d)Po-C
Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik D dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oleh jarum kompas, sehingga didapat (α)Po-D. Ukur jarak dari titik Po ke D dengan pita ukur sehingga diperoleh (d)Po-D
Hasil dari pengukuran dicatat kemudian lakukan penggambaran peta dengan metode grafis pada kertas milimeter block
Membuat laporan dari hasil praktikum Ilmu Ukur Tanah I, yang akan diserahkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Ukur Tanah sebagai tugas besar mahasiswa Teknik Geodesi Semester 1.
Perhitungan Data
Diketahui:
1. Po-A = 15° dan jarak 13,57 m
2. Po-B = 31° dan jarak 33,61 m
3. Po-C = 262° dan jarak 8,83 m
4. Po-D = 235° dan jarak 26,97 m
Koordinat Po = (100,100)
Ditanya : 1. koordinat Po-A X dan Y ?
2. koordinat Po-B X dan Y ?
3. koordinat Po-C X dan Y ?
4. koordinat Po-D X dan Y ?
Penyelesaian :
∆X PO-A = dA x sin αA
= 13,57 x sin 15°
= 3,522 m
∆Y PO-A = dA x cos αA
= 13,57 x cos 15°
= 13,107 m
X PO-A = XPO + ∆X PO-A
= 100 + 3,522
= 103,522 m
Y PO-A = YPO + ∆Y PO-A
= 100 + 13,107
= 113,107 m
∆X PO-B = dB x sin αB
= 33,61 x sin 31°
= 17,310 m
∆Y PO-B = dB x cos αB
= 33,61 x cos 31°
= 28,809 m
X PO-B = XPO + ∆X PO-B
= 100 + 17,310
= 117,310 m
Y PO-B = YPO + ∆Y PO-B
= 100 + 28,809
= 128,809 m
∆X PO-C = dC x sin αC
= 8,83 x sin 262°
= -8,744 m
∆Y PO-C = dC x cos αC
= 8.83 x cos 262°
= -1,228 m
X PO-C = XPO + ∆X PO-C
= 100 + (-8,744)
= 91,256 m
Y PO-C = YPO + ∆Y PO-C
= 100 + (-1,228)
= 98,772 m
∆X PO-D = dD x sin αD
= 26,97 x sin 235°
= -22,092 m
∆Y PO-D = dD x cos αD
= 26,97 x cos 235°
= -15,469 m
X PO-D = XPO + ∆X PO-D
= 100 + (-22,092)
= 77,908 m
Y PO-D = YPO + ∆Y PO-D
= 100 + (-15,469)
= 84,531 m
Jadi, titik X dan Y :
Titik Target X Y
Po-A 103,522 m 113,107 m
Po-B 117,310 m 128,809 m
Po-C 91,256 m 98,772 m
Po-D 77,908 m 84,531 m
Penggambaran
Penggambaran yang dilakuan oleh kelompok 2 (dua) dengan menggunakan metode grafis yaitu langsung melakukan penggambaran dengan mengetahui hasil pengamatan di lapangan dan diskalakan dengan menggunakan alat tulis seperti ; busur derajat, penggaris, pensil, penghapus karet, kertas millimeter block dan rapido.
S1 : kesalahan yang diperkenankan pada lapangan datar (m)
S2 : kesalahan yang diperkenankan pada lapangan berlereng (m)
S3 : kesalahan yang diperkenankan pada lapangan curam (m)
D : panjang pengukuran (m)
Langkah kerja pengukuran
Tahap awal lakukan orientasi dan buatlah sketsa dan lapangan sehingga dapat dilakukuan perencanaan titik-titik pengukuran
Tentukan titik patoknya misalnya titik P, selanjutnya tentukan titik detail/target yang akan diukur
Tempatkan kompas mendatar diatas titik P, sampai kedudukan kompas benar-benar mendatar dan sejajar, kemudian arah kompas ke arah utara
Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik A dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oleh jarum kompas, sehingga didapat (α)Po-A. Ukur jarak dari titik Po ke A dangan pita ukur sehingga diperoleh (d)Po-A
Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik B dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oleh jarum kompas, sehingga didapat (α)Po-B. Ukur jarak dari titik Po ke B dangan pita ukur sehingga diperoleh (d)Po-B
Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas kompas ke titik C dengn memutar kompas searah dengan jarum jam dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oleh jarum kompas, sehingga didapat (α)Po-C. Ukur jarak dari titik Po ke c dangan pita ukur sehingga diperoleh (d)Po-C
Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik D dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oleh jarum kompas, sehingga didapat (α)Po-D. Ukur jarak dari titik Po ke D dengan pita ukur sehingga diperoleh (d)Po-D
Hasil dari pengukuran dicatat kemudian lakukan penggambaran peta dengan metode grafis pada kertas milimeter block
Membuat laporan dari hasil praktikum Ilmu Ukur Tanah I, yang akan diserahkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Ukur Tanah sebagai tugas besar mahasiswa Teknik Geodesi Semester 1.
Perhitungan Data
Diketahui:
1. Po-A = 15° dan jarak 13,57 m
2. Po-B = 31° dan jarak 33,61 m
3. Po-C = 262° dan jarak 8,83 m
4. Po-D = 235° dan jarak 26,97 m
Koordinat Po = (100,100)
Ditanya : 1. koordinat Po-A X dan Y ?
2. koordinat Po-B X dan Y ?
3. koordinat Po-C X dan Y ?
4. koordinat Po-D X dan Y ?
Penyelesaian :
∆X PO-A = dA x sin αA
= 13,57 x sin 15°
= 3,522 m
∆Y PO-A = dA x cos αA
= 13,57 x cos 15°
= 13,107 m
X PO-A = XPO + ∆X PO-A
= 100 + 3,522
= 103,522 m
Y PO-A = YPO + ∆Y PO-A
= 100 + 13,107
= 113,107 m
∆X PO-B = dB x sin αB
= 33,61 x sin 31°
= 17,310 m
∆Y PO-B = dB x cos αB
= 33,61 x cos 31°
= 28,809 m
X PO-B = XPO + ∆X PO-B
= 100 + 17,310
= 117,310 m
Y PO-B = YPO + ∆Y PO-B
= 100 + 28,809
= 128,809 m
∆X PO-C = dC x sin αC
= 8,83 x sin 262°
= -8,744 m
∆Y PO-C = dC x cos αC
= 8.83 x cos 262°
= -1,228 m
X PO-C = XPO + ∆X PO-C
= 100 + (-8,744)
= 91,256 m
Y PO-C = YPO + ∆Y PO-C
= 100 + (-1,228)
= 98,772 m
∆X PO-D = dD x sin αD
= 26,97 x sin 235°
= -22,092 m
∆Y PO-D = dD x cos αD
= 26,97 x cos 235°
= -15,469 m
X PO-D = XPO + ∆X PO-D
= 100 + (-22,092)
= 77,908 m
Y PO-D = YPO + ∆Y PO-D
= 100 + (-15,469)
= 84,531 m
Jadi, titik X dan Y :
Titik Target X Y
Po-A 103,522 m 113,107 m
Po-B 117,310 m 128,809 m
Po-C 91,256 m 98,772 m
Po-D 77,908 m 84,531 m
Penggambaran
Penggambaran yang dilakuan oleh kelompok 2 (dua) dengan menggunakan metode grafis yaitu langsung melakukan penggambaran dengan mengetahui hasil pengamatan di lapangan dan diskalakan dengan menggunakan alat tulis seperti ; busur derajat, penggaris, pensil, penghapus karet, kertas millimeter block dan rapido.
0 komentar:
Posting Komentar